..

30 Agustus 2024

PSSI Berburu Naturalisasi Demi Mengejar Prestasi

 

 

Masih segar dalam ingatan pecinta bola tentang istilah local pride yang sempat viral di media sosial. Tidak hanya viral, istilah yang diteriakkan Markus Horizon sesaat setelah tim nasional U-16 menjuarai Piala AFF tersebut juga menuai beragam reaksi. Banyak orang yang mendukung tetapi tak sedikit pula yang menghujat.

Banyak pihak menilai, sebagai staf pelatih dan mantan pemain tim nasional, Markus Horizon tak sepatutnya melontarkan kata-kata tersebut. Apalagi di depan kamera televisi saat tayangan siaran langsung. Ungkapan local pride dinilai merupakan sindiran kepada pelatih tim nasional senior berkebangsaan Korea Selatan, Shin Tae Yong. Pasalnya, sejak dikontrak PSSI pada Desember 2019, ia tak juga menorehkan gelar juara bagi tim garuda.

Di samping itu, tak sedikit yang mengomentari bahwa ungkapan local pride ditujukan kepada PSSI yang sedang gencar berburu “pemain asing” untuk dinaturalisasi. PSSI berdalih, untuk bisa berprestasi di kancah internasional, tim nasional membutuhkan talenta-talenta berbakat yang telah digembleng di akademi-akademi sepak bola luar negeri. Tidak cukup hanya mengandalkan produk-produk lokal sendiri.

Sementara para pemerhati sepak bola nasional khawatir, banjirnya pemain naturalisasi di tim nasional bisa menjadi ancaman bagi pemain pribumi. Lantas, bagaimana sebenarnya aturan naturalisasi dalam dunia sepak bola? Apa pengaruh naturalisasi terhadap perkembangan pemain Indonesia? Bagaimana agar naturalisasi dapat meningkatkan prestasi tim nasional Indonesia?

Aturan Naturalisasi Pemain Tim Nasional

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, naturalisasi adalah pemerolehan kewarganegaraan bagi penduduk asing yang telah memenuhi syarat sebagaimana yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.[1] Secara konstitusi, kewarganegaraan bisa diperoleh seseorang dengan dua cara yaitu azas ius soli (tempat lahir) dan ius sanguin (pertalian darah).[2] FIFA, sebagai induk organisasi sepak bola dunia juga mengeluarkan aturan terkait prosedur pengajuan naturalisasi pemain sepak bola.

Dilansir dari situs resmi FIFA, ada empat syarat yang harus dipenuhi jika seorang pemain ingin berganti asosiasi. Pertama, pemain lahir di negara yang bersangkutan. Kedua, ibu kandung atau ayah kandung lahir di negara yang bersangkutan. Ketiga, kakek kandung atau nenek kandung lahir di negara yang bersangkutan. Keempat, pemain telah tinggal di negara yang bersangkutan selama lima tahun saat usianya mencapai 18 tahun.[3] Setiap pemain yang bisa mendapatkan satu dari empat persyaratan tersebut dapat memperoleh kewarganegaraan baru dan bisa langsung membela tim nasional.

Ancaman Naturalisasi bagi Pemain Pribumi

Hingga tahun 2023, pemain yang telah dinaturalisasi menjadi warga negara Indonesia berjumlah 40 orang. Dari jumlah tersebut, sebagian besar berasal dari benua Eropa, utamanya Belanda. Dari benua Amerika, Afrika dan Asia juga ada, tetapi jumlahnya tidak menonjol.

Fakta yang menarik adalah tidak semua pemain yang dinaturalisasi tersebut atas prakarsa PSSI. Ada sebagian yang merupakan keinginan sendiri dan disponsori oleh klub yang dibelanya. Misinya adalah “mengakali” aturan kuota pemain asing di masing-masing klub yang berlaga di Liga Indonesia.

Banyaknya pemain asing yang ada di klub dan pemain naturalisasi yang membela tim nasional menjadi ancaman tersendiri bagi eksistensi pemain dalam negeri. Kesempatan mereka untuk mendapatkan menit bermain di klub jadi semakin kecil. Peluang untuk berlaga membela tim garuda juga menjadi semakin berat.

Salah satu bukti adalah dominasi pemain asing untuk urusan mencetak gol. Sejak musim 2013-2014 hingga musim 2022-2023 gelar pencetak gol terbanyak Liga Indonesia selalu direbut oleh pemain asing dan pemain naturalisasi. Bahkan tim nasional yang akan berlaga di Piala Asia tahun ini diprediksi akan dipenuhi dengan pemain naturalisasi. Jordi Amat, Sandy Walsh, Shayne Pattynama, Ivar Jener, dan Rafael Struick adalah nama-nama yang berpeluang besar tampil membela panji merah putih. Kemudian, menyusul Marc Klok dan Stefano Lilipaly yang lebih dulu keluar masuk tim nasional. 

Naturalisasi demi Mengejar Prestasi

Sebenarnya menaturalisasi pemain untuk memperkuat tim nasional bukan sesuatu yang haram. Banyak negara juga melakukannya. Bahkan tim nasional dari negara yang banyak dihuni pemain nonpribumi. Program naturalisasi pemain yang dilakukan PSSI hanya sebuah program jangka pendek. Terkesan mengejar prestasi instan.

Sedangkan untuk kepentingan jangka panjang, PSSI perlu merancang program yang sistematis dan berkelanjutan. Pembinaan intensif pemain muda tanah air melalui akademi sepak bola. Pendidikan dan pelatihan bagi pelatih-pelatih yang menangani pembinaan pemain usia dini. Penataan kompetisi yang sehat dan berkualitas juga wajib dijalankan.

Kehadiran pemain naturalisasi harus menjadi pemantik semangat pemain-pemain muda tanah air untuk giat berlatih dan terus mengasah kemampuan. Jadikan mereka panutan dalam hal profesionalisme dalam berkarier, menjaga pola hidup dan kebugaran, Termasuk attitude ­di dalam dan di luar lapangan.

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa menaturalisasi pemain dari luar negeri sah-sah saja. Karena secara aturan, mereka mempunyai hak menjadi warga negara Indonesia dan membela panji-panji garuda melalui sepak bola. Akan tetapi, PSSI sebagai federasi yang menaungi persepakbolaan tanah air harus merumuskan kebijakan untuk melindungi dan menyelamatkan masa depan pemain-pemain pribumi.

Kehadiran pemain naturalisasi di liga Indonesia dan tim nasional harus dimanfaatkan untuk berguru dan menimba ilmu oleh para pemain muda Indonesia. Dengan demikian, program naturalisasi yang dicanangkan PSSI tidak hanya membuahkan prestasi jangka pendek tetapi juga prestasi jangka panjang.



[1] KBBI Daring, s,v, “kamus” diakses 12 Agustus 2023 pukul 20.15 WIB, https://kbbi.web.id/naturalisasi

[2] Hasanudin, “Naturalisasi, Antara Nasionalisme dan Kegagalan” https://www.kompasiana.com, diakses 12 Agustus 2023 pukul 20.25 WIB

[3] FIFA, “Commentary on the Rules Governing Eligibility to Play for Representative Teams halaman 29, https://digitalhub.fifa.com, diakses 12 Agustus 2023 pukul 20.47 WIB.


Sumber gambar: https://radarbojonegoro.jawapos.com

0 comments:

Posting Komentar