..

Buku Antologi Esai dan Opini

Minat Baca Bukunya? Silahkan DM akun instagram @bud11smail

Buku Antologi Berbagai Genre

Minat Baca Bukunya? Silahkan DM akun instagram @bud11smail

Buku Antologi Berbagai Genre

Minat Baca Bukunya? Silahkan DM akun instagram @bud11smail

Buku Antologi Kisah Nyata Inspiratif

Minat Baca Bukunya? Silahkan DM akun instagram @bud11smail

Buku Antologi Narasi Eksposisi

Minat Baca Bukunya? Silahkan DM akun instagram @bud11smail

22 September 2024

Rendah Hati, Jangan Rendah Diri!

 

Sumber gambar:https://www.sekolahathirah.sch.id

Acara malam perpisahan bertajuk Prom Night 2024 masih berlangsung seru. Lantunan lagu dan iringan musik pop dari grup band bintang tamu, masih terdengar merdu dan syahdu. Para peserta yang merupakan pelajar kelas XII di sebuah SMA swasta di kota Jepara itu larut dalam suasana haru. Maklum, malam itu adalah malam terakhir mereka berstatus sebagai pelajar ”putih abu-abu”. Mereka ingin menikmatinya sebagai kenangan terakhir sebelum masing-masing menjalani kehidupan yang baru.

Para peserta terlihat begitu gembira menikmati suasana. Mereka tertawa lepas dengan penuh bahagia. Namun, tidak dengan Hendra. Ia justru memilih menjauhkan diri dari tempat pesta. Sulung dari empat bersaudara, anak seorang buruh serabutan itu duduk menyendiri di sebuah kursi taman, tak jauh dari gedung tempat acara digelar. Melihat teman sebangkunya termenung seorang diri, Wijaya menghampiri Hendra.

”Kamu ngapain bengong sendirian di sini?” sapa Wijaya sambil menepuk pundak Hendra dan duduk di sebelahnya. ”Masuk, Yuk!” sambung Wijaya.

”Males ah. Aku pengen di sini aja. Kamu ngapain ikutan ke sini?” timpal Hendra.

”Jangan gitu lah Hen. Ini kan malam terakhir kita sebagai siswa. Mulai besok, kita udah gak bisa bareng-bareng lagi di kelas. Ayolah, kita nikmati pesta perpisahan malam ini.” Wijaya berusaha merayu Hendra agar mau kembali masuk ke ruang acara, bergabung dengan peserta lainnya.

”Iya, kalian pantas merayakan pesta malam ini. Setelah kalian lulus dari sini, masa depan kalian sudah pasti. Kamu nanti kuliah. Soni, Iwan, dan Rian juga. Rangga melanjutkan usaha ayahnya. Rahmat akan mondok ke Surabaya. Wira kabarnya juga sudah disiapkan modal oleh orang tuanya untuk membuka usaha rental PS. Sedangkan aku?” Hendra tiba-tiba menghentikan perkataannya. Matanya mulai berkaca-kaca. Pandangannya menerawang jauh ke depan. ”Kalian punya segalanya untuk sukses. Sedangkan aku hanya si miskin yang buruk rupa.” lanjut Hendra. Kini suaranya terdengar berbeda. Air dari sudut matanya mulai turun ke pipi.

Menyaksikan hal itu, Wijaya langsung merangkul Hendra. Dipeluknya erat-erat sahabatnya itu. Mendadak Wijaya ikut menetaskan air mata karena terbawa suasana. Ia mengerti apa yang sedang dirasakan oleh Hendra.

”Siapa di antara kita ini yang bisa menjamin dirinya kelak menjadi orang sukses? Siapa yang bisa memastikan bahwa apa yang dicita-citakan pasti akan tercapai? Apakah karena kamu ditakdirkan sebagai anak seorang buruh lalu kamu tidak akan punya kesempatan untuk sukses dan menjadi orang besar? Apakah karena saat ini keluargaku diberikan materi yang cukup, ayahku seorang pengusaha, lantas otomatis aku nanti bakal bisa jadi orang kaya? Ayolah, Hen. Hendra yang kukenal tak serapuh ini. Hendra yang selama ini aku kenal adalah pria tangguh yang tak kenal putus asa.”

Mendengar perkataan Wijaya, Hendra hanya mematung, diam seribu bahasa. Di antara kegalauan yang malam itu menghantui dirinya, ia bersyukur memiliki sahabat seperti Wijaya.

***



Tidak ada manusia yang terlahir sempurna. Ada manusia yang dikarunai kecerdasan luar biasa tetapi hidup di tengah keluarga yang sederhana. Ada manusia yang hidup bergelimang harta, tetapi bermasalah dengan kesehatannya. Ada manusia yang dianugerahi kesehatan prima, tetapi memiliki tingkat kecerdasan yang rendah. Di balik kelebihan yang kita miliki, ada kekurangan yang menyertai. Setiap manusia dilahirkan dengan keistimewaannya masing-masing.

Orang yang mempunyai keterbatasan fisik ataupun mental, tidak berarti masa depannya akan suram.  Nick Vujicic, motivator asal Australia adalah penyandang disabilitas fisik karena Tetra-amelia Syndrome yang membuat tangan dan kakinya tidak bisa tumbuh sempurna. Hidup tanpa tangan dan kaki sempurna, membuat Nick menjadi korban bullying saat masih sekolah. Meskipun demikian, ia tak pernah patah semangat untuk belajar dan menjalani hidup. Bahkan ia mampu menyelesaikan studinya hingga sarjana dan menjadi motivator di berbagai negara.

Siapa yang tak kenal Isaac Newton? Ia adalah penemu gaya gravitasi. Ilmuwan asal Inggris tersebut adalah seorang pengidap autisme. Isaac Newton memiliki gangguan mental sehingga kesulitan berinteraksi dengan orang lain. Keterbatasan yang ia miliki tidak menghalangi dirinya untuk terus belajar dan berkarya di bidang ilmu pengetahuan. Bahkan buah pemikirannya bisa kita nikmati hingga saat ini.

Di Indonesia, Angkie Yudistia adalah bukti bahwa keterbatasan dan kekurangan fisik seseorang tidak serta merta membuat ia terpuruk dan hanya bisa meratapi nasib. Penyandang tuna  rungu sejak usia 10 tahun tersebut pernah menjadi finalis pemilihan Abang None Jakarta pada tahun 2008. Bahkan, kini ia didaulat menjadi staf khusus Presiden Joko Widodo. Kehilangan pendengaran sejak usia belia membuat Angkie sempat terpukul dan insecure. Apalagi ia pernah mendapat perlakuan tak menyenangkan dari lingkungan sekitar. Namun, berkat dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekatnya, akhirnya ia mampu bangkit dari keterpurukan.

Nick Vujicic, Isaac Newton, dan Angkie Yudistia adalah sedikit contoh dari sekian banyak orang-orang yang dikaruniai keterbatasan dan kekurangan oleh Tuhan. Namun, ketidaksempurnaan yang mereka miliki, tidak membuat mereka putus asa dan rendah diri. Mereka tetap bersyukur dan tak pernah ’menyalahkan’ Tuhan. Mereka justru mampu menginspirasi dan memotivasi orang lain untuk bangkit. Ketidaksempurnaan yang Tuhan berikan, tetap membuat mereka bisa menikmati hidup.

Allah Maha Besar dan Kuasa. Kekuasaan-Nya telah menciptakan manusia dengan keunikan dan keistimewaan masing-masing. Ada orang yang terlahir dari keluarga kurang mampu, tetapi ia berhasil menjadi orang sukses. Ada orang yang tidak memiliki kepandaian dalam bidang akademik tetapi ia berhasil menjadi pemimpin sebuah organisasi. Ada orang yang tidak mahir  public speaking  tetapi ia dikagumi banyak orang karena kebaikan tutur kata dan perilakunya. So, jangan pernah merasa rendah diri. Agar bisa meraih kesuksesan, jadikan kelebihan untuk menutupi kekurangan yang kita miliki. Ketika sukses, jangan lupa rendah hati!